The Seed of Kindness

Hello, you. As always when I am happy or at least stable, I didn’t write to you. But when I feel sad, or anxious, or million other uncomfortable feelings I honestly having a hard time describing, I’ll go to you. My safe place, my home, my calling. And so tonight I write to you again after months. After sailing in the pile of clouds only to find I stumble upon cumulonimbus and not paradise. So typical of me, right? I know for sure if you are a human then you just smirk reading all of those words. While saying told you so.

But at the very least, I keep my promise. I don’t lose myself, though barely. Keeping my composure and not losing focus over things that bring me joy despite wanting to swim in all those negative thoughts is not an easy task. Sometimes I just want to throw all of those things out and disappear somewhere unknown.

And today maybe is finally the tip of the iceberg got hit by the ship. Some hurtful words, finally, force me to pour my tears. I am a whole range of mad, pissed, angry, hurted, and humiliated. I don’t get why some people can be so mean, but then I too don’t get why some people can be so stupid. Some use words to empower, some use words to bring others down. And today’s little incident certainly humbled me. That I am indeed still learning to be compassionate to people (because honestly I want to rip that person’s mouth out or at least say the exact same hurtful words to them). And also to remember that their words are not about me but more about how they are feeling of themselves.

Going home with a heavy heart, I decided to go to rooftop aka jemuran and see the moon, listening to melancholic songs like Nadin Amizah’s teenage fans (I listen to her songs though I’m not a teenager anymore ๐Ÿ˜‚). I cried a little. Okay a lot that maybe if people find me then, they’ll think I just got dumped wkwk. After some sad songs and sad sobs, my clumsy finger accidentally opened Twitter’s DM.

I got one message! From @muthiatsp

So a lil background story, I have this weird and sok asik habit of private messaging people who sounds sad and/or desperate. And back in June 2022, I DMed her while her tweets sound sad. She replied my DM today, an hour before I opened it.

๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ

The universe is so kind and weird all at the same time. It shows me how some people can be so cruel but then it shows me too that there’s kindness all over the place. Maybe not exactly everywhere, but in a lot of places ๐Ÿ’–

I hope today the world does the same to you. It teaches you something, then rewards you with the kind of comfort you always need.

Hai, aku… lama tidak berjumpa dalam kata-kata. Sepertinya kamu terlalu sibuk dengan isi kepala. Atau hati? Yang manapun, aku senang akhirnya kamu kembali ke sini. Ke tempat di mana kamu bebas meluapkan apapun yang mengisi kepala dan hatimu. Kamu tahu kan dirimu punya kapasitas yang terbatas untuk menampung semuanya? Yang tak berhubungan denganmu saja mampu menyakitimu, apa lagi yang terang membuatmu berkerut karena bingung. Makanya selalu aku bilang, ingatlah pulang. Ingatlah untuk merekam segala pikiran dan perasaan dalam tulisan. Bukan sekadar untuk kenang-kenangan di masa depan, tapi supaya kamu punya cukup ruang untuk memeluk dirimu sendiri dalam tenang. Supaya lebih mudah melepaskan yang membebani hatimu dengan berbagai pertanyaan.

Hai aku… hari-hari ini terasa ambigu ya? Kadang rasanya tenang seperti hari sejuk setelah hujan, tapi bisa dengan begitu cepat mencekam karena petir dan kelam menyambar-nyambar. Kamu pasti kebingungan, penuh pertanyaan, walaupun senang! Aku yakin kamu sibuk bolak-balik menenangkan diri untuk menikmati saja dan mengingatkan hati untuk berada dalam kesadaran penuh. Seperti menahan kantuk saat menyetir (walaupun aku tidak bisa menyetir). Terus berada dalam suasana yang menghanyutkan tapi bisa jadi sedetik kemudian akan celaka. Dan kamu sudah tahu apa jawabannya.

Berhentilah ๐Ÿ™‚

Tapi aku tahu kamu tidak ingin berhenti. Tidak apa. Aku mengenal dirimu semakin baik. Jadi aku cuma mau berpesan pada dirimu yang sedang memaksakan diri tetap menyetir meski mengantuk dan takut celaka: apapun yang terjadi, jangan kehilangan dirimu sendiri. Ini adalah perjalanan menuju suatu tempat yang baru. Dan kamu harus tetap ingat untuk tetap membawa dirimu sampai di tujuan. Jangan lagi membiarkanmu kehilangan diri sendiri karena terlalu takut, terlalu sedih, terlalu khawatir, terlalu berharap, terlalu kecewa. Jatuhlah dan tetap tertawa kencang setiap hari. Jatuhlah dan tetap tersenyum berseri-seri sampai orang lain tidak mungkin tidak ikut tersenyum. Jatuhlah dan tetap belajar Bahasa Perancis dengan rajin. Jatuhlah dan tetap coba hal-hal baru yang membuat dirimu bersemangat karena terlalu senang. Jatuhlah dan meski seandainya harus hancur, jadilah pendaran kembang api yang menerangi langit dengan cahaya warna-warni.

Di mataku, dirimu yang menangis putus asa dan tetap memiliki hati yang penuh cinta kasih adalah pemandangan luar biasa indah yang pernah aku lihat. And nothing could take that away from you. Your capability of loving is something beyond my mind to grasp. It is so wonderfully majestic I want to bow to you when you never stop being so loving of everything despite anything ๐Ÿ’“

August Slipped Away

I can’t believe I didn’t write for so long August slipped away. Literally. On the last day of this month, I want to write about things that make me feel grateful. One of them being moved on from accidental crush of mine! Though the experience is one I’ll be forever grateful for, I’m so glad I move past of it this fast.

Two weeks ago, I had a conversation with my best friend about something that ignites my faith and rekindle my relationship with God. And because of the conversation, now prayer time feels like a date with Him and I’ve got at least five dates in a day so how can I not be happy?!

Aside from those things, one of many moments that led me to my move on momentum was some instagram reels ๐Ÿ˜‚ it sounded unserious but we can always find insights anywhere, can’t we? The reels are about that it is more important how someone makes us feel than how we feel about someone.

At first I didn’t get it. To me it’s all the same! How I feel and how someone makes me feel should be the same rite. But after observing closely, being objective of my own thoughts (that were responsible of translating my feelings), I realize it’s a completely different things!

You can feel immense love for someone but they make you feel doubtful, or even hurted. You can like someone so much, but it hurts ๐Ÿ™‚ your feeling is valid, but your action should consider how the other person makes you feel. All forms of relationship can only meet halfway. You can love someone with all your heart, but if they make you feel restless or uncomfortable then is it worth fighting for?

On the other hand, when someone makes you feel heard, appreciated, cared for though maybe it’s not thrilling or loud, then go for it. Try to explore deeper. The world is a restless place, be with someone who gives you peace and calm ๐ŸŒŠ

Little Excitements

Kenapa ya, setiap manusia yang mampir di hidup dan berkesan sekali, sering aku labeli dengan this is the first time I feel this kind of feeling. Tapi nanti begitu lagi, dengan orang lain lagi, dalam cara dan situasi yang sama sekali lain. Lucu sekaligus membuat bertanya-tanya: lalu apa istimewanya? Dan selalu tidak punya jawaban yang tepat. Karena sungguh rasanya benar saat terjadi, meski sering kali lucu–cenderung bodoh saat sudah terlewat.

Sekian banyak waktu kemudian, aku sadari ternyata aku sangat beruntung bolak-balik merasakan hal yang membuatku merasa seperti pertama kalinya. Mengharap-harapnya, berdebarnya, cemasnya. Semuanya. Betapa berharganya punya stok excitement yang unlimited!

Dan aku sadari juga, melepas seseorang yang terasa seperti yang teristimewa tidak akan jadi patah hati tak terobati. Karena entah butuh waktu berapa lama, aku selalu bangkit kembali. Mencinta dengan berapi-api. Menyayangi seperti baru pertama kali–canggung, sesak, meriah!

Jadi, aku janji melepasmu, teman ngobrol di telepon tanpa awkward atau bosan sampai subuh pertamaku. Meski semuanya menyenangkan, tapi apa yang aku ingin tidak sanggup kamu berikan. Jadi mari kita lanjutkan hidup masing-masing, bersinggungan seperlunya, dan membawa pengalaman baik ini sebagai sekadar hiburan. Bersamamu sungguh menyenangkan, bersamamu terasa mudah. Terima kasih sudah menjadi salah satu learning curve-ku. Saat bersama denganmu aku bertemu diriku yang saat ini. Yang ceria, bersemangat, suka jalan-jalan, and a lot more things that’ll sound like bragging if said.

Kini aku siap untuk pengalaman pertamaku lainnya. Aku siap menyambut orang baru, yang akan memberi rasa yang baru. Mungkin kali ini yang akan berakhir menjadi teman duduk ngeteh sore hari di halaman belakang rumah?

12 Juli, Lagi

Belasan tahun lalu saat aku masih belum terlalu percaya kalau aku mampu berteman, kamu yang dengan gagah berani menerjang lapisan-lapisan diriku yang kalem-jutek-galak-manja-hangat sampai akhirnya kita berada di 15 tahun kemudian, masih dengan rasa nyaman yang sama. Lima belas tahun, Khrisna, dan kini Shallom. And I’m still grateful to have found you in our teenage years. You certainly make my puberty easier to get through.

Dari tak pernah terpisahkan lebih dari 5 meter, duduk sebangku, sekostan, bahkan sering pindah kamar supaya tetap bisa ngobrol sampe dini hari, lalu jadi berpisah ke kota sebelah, dan kini 560 kilometer memisahkan kita. Bulan berganti, tahun berganti. Percakapan yang jadi semakin jarang. Tapi tidak pernah satu haripun aku ragu kamu akan selalu menyambutku dengan cara yang sama kapanpun aku kembali, kapanpun aku mencari ๐Ÿ™‚ dan untuk itu aku selamanya berterima kasih.

Entah harus berapa kali melewatkan ulang tahun satu sama lain sampai kita bertemu kembali, tapi semoga di manapun dan sedang apapun, kamu selalu berbahagia.

Selamat ulang tahun ke-30, Sisil. Katanya, umur 30 adalah dimulainya pengalaman seru seorang perempuan, I hope that’s true for you. And for us! Aku tidak sabar berkunjung ke Jogja, ngobrol dengan kamu, bercerita tentang hari-hari yang kulewatkan di ibukota. Selama kita tidak bertemu, mari kumpulkan cerita seru untuk dibahas nanti.

P.s. aku pengen gendong Shallom, hikss

P.s. I love you, bestie ๐Ÿ’•

Falling in Love with My Life

Iโ€™m falling in love with my life. I giggle when I think about all the things I want to do even by myself. All those art exhibitions Iโ€™ll get to see, all the cafes Iโ€™ll visit, all the trips Iโ€™ll take excite me. I am living and not just existing.

And that is the best feeling ever.

The best kind of falling in love is falling in love with your life. It is without doubt. Because when I fall in love with my life, everything else is becoming better, easier, funnier even.

Thank God, that I get to feel this alive. That when I thought Iโ€™ve had the best, I get better โœจ

Masih Aku

Ada hari-hari di mana langit tak lagi bisa menghibur. Saat semua hal yang tadinya menenangkan jadi semakin membuat kenangan terasa menyedihkan.

Ada hari-hari di mana Tuhan rasanya aku ingin menangis lama-lama karena kecewa.

Ada hari-hari di mana aku menangis sampai meringkuk di lantai, ingin berhenti tapi tak bisa. Ingin menghibur diri sendiri tapi tak mampu.

Ada hari-hari di mana tatapan mata yang tak lagi sama menciptakan rasa sepi yang tak terbendung.

Ada hari-hari di mana aku berhenti di titik yang sama sementara yang lain berjalan semakin jauh.

Dan seperti biasa aku jadi satu-satunya yang tertinggal sendirian.

Ah, ternyata kamu masih saja sama, Aning. Kamu hari ini dan kamu 9 tahun lalu masih sama tak mampunya menghadapi perpisahan.

Kenapa begitu takut pada kata selesai? Kenapa begitu takut harus berpisah? Kenapa begitu tak mampu melepaskan yang selain dirimu?

Kamu utuh tanpa siapapun, kamu baik tanpa hadirnya siapapun, kenapa kamu begitu membenci keadaan yang mulanya adalah ketenanganmu?

Tidak apa-apa, jangan takut. Dengan perlahan, lepaskan lalu kembali berjalan.

Berhentilah bertanya-tanya dan lanjutkan langkahmu.

Kadang kamu merasa sudah sembuh, atau tidak apa-apa, kamu merasa baik-baik saja sebelumnya, tapi suatu hari tiba-tiba kamu tidak bisa menahan air matamu. Semua yang tadinya kamu kira baik-baik saja mendadak jadi terasa sedih dan menyakitkan.

I’ll tell you, it’s okay.

Terluka kadang tak selalu langsung terasa sakit. Bukan berarti kamu sama sekali tak terluka atau tak ada lagi rasa. Kadang, sama seperti saat teriris pisau dan kamu baru merasakan sakit saat lukanya sudah kamu bersihkan dan siap diobati.

Pun tak apa mengakui bahwa kamu sakit.

Karena kamu tahu pasti kamu sangat ahli mengobati dirimu sendiri.

Jadi tak perlu takut, hadapilah. Akuilah jika memang sakit dan kamu ingin menangis. Tidak apa-apa. Kamu tidak baik-baik saja dan itu bukan masalah. Kamu kadang tidak terima dan itu tak masalah. Kamu tetaplah dirimu yang seperti biasa. Karena kamu tetaplah dirimu yang sama dengan yang tertawa keras di hari yang lalu.

Hang in there.

When Youโ€™re Hopeless

Life is just a fleeting moment, it will pass unknowingly. All thatโ€™s happening in life is temporary. Nothing is permanent. Not your happiness. Not your sadness. Not your hopelessness.

When you are feeling that your heart is crushed and all the last drip of hopes you may have gone to waste, it all will pass. It all wonโ€™t be forever. The next time you know, youโ€™ll be happy again. Laughing so hard you forget that your heart had been broken before.

When you are feeling so down you hit rock bottom, remember that you only feel restless because you just look up. Look at your surrounding, youโ€™ll be able to see that even the bottom has view. And itโ€™s okay to be in whatever position youโ€™re currently in.

You were once sad and you can be happy again. Just hang in there. Just one breathe at a time.